Senin, 07 Februari 2011

KOMUNITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Komunitas Pendidikan Indonesia
Mega Prospektum UMPTN
Oleh: Dr. Dimitri Mahayana

Betapapun, kita mesti berfikir optimis. Karena ternyata banyak yang mencari solusi teknologi murah yang tidak berkurs dollar. Para industriawan Malaysia, Singapore, India, Iran, Iraq, dan lain-lain. Sedangkan teknologi informasi dapat dihasilkan tanpa memerlukan infra struktur yang terlalu heboh.
Sebuah program seharga US $ 33 juta dari Oracle misalnya dapat dibuat oleh suatu software company di Indonesia dengan harga US $ 1 juta dengan kualitas yang tidak terlalu jauh berbeda. Mengapa? Karena, software yang telah terkenal biasanya memiliki generalitas yang jauh melebihi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh pengalaman mengatakan bahwa hanya sedikit orang yang menggunakan lebih dari 10 % kemampuan aplikasi Microsoft Word ataupun Excell.Tapi itu sudah lebih dari mencukupi. Maka untuk keperluan sistem informasi manajemen suatu perusahaan tertentu, dapat dibuat software yang tidak kalah canggih namun tidak berlebihan juga untuk melayani seluruh aktifitas bisnis perusahaan tersebut.
Kemudian, di sisi lain nilai man-hour (alias gaji) dari karyawan perusahaan di Indonesia tentunya jauh lebih murah daripada di Amerika Serikat. Seorang programmer lulusan SMA berkemampuan D1 di Amerika Serikat mempunyai gaji tak kurang dari US $ 40,000 (kira-kira Rp. 300 juta) setahun, atau kira-kira Rp. 25 juta sebulan. Sedangkan seorang programmer dengan pengalaman kira-kira 10 tahun di Singapura mempunyai gaji tak kurang dari $ 10,000 (kira-kira Rp. 45 juta) sebulan.
Jadi, tidaklah terlalu berlebihan bahwa jika pesawat terbang saja telah bisa dibuat oleh anak bangsa apalagi sekedar membuat tabel-tabel general ledger dan sistem informasi yang notabene hanya memerlukan satu logic yang kuat. Fenomena internet dan lingkungan global work (kerja global) adalah satu alasan optimisme lain.
Maka, memang layak kita berpikir optimis. Apabila kita menyadari rahmat terselubung (blessing in disguise) didalam krismon ini, yakni bangkitnya tradisi agrikultur dan kesempatan untuk bangkitnya hi-tech tepat guna (yakni, Information Technology, Electrical and Mechanical Technology, dll.) yang bernilai jual murah namun kualitas memadai. Krismon memaksa dan mendidik bangsa agar lebih matang dan tidak tergantung pada Barat. Krismon & reformasi mematang-kan jiwa bangsa dan membesarkannya hingga mampu untuk membangun peradaban-sendiri (its own civilization).
Para pelajar yang sedang menekuni bidang sosial ataupun kebahasaan pun mesti optimis. Kebutuhan untuk sesegera mungkin menempatkan bangsa dalam suatu posisi sosial ekonomi yang laik di masyarakat global, yang didukung oleh kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat dalam era reformasi ini, memberikan suatu dorongan bagi para sarjana sosial dalam bidang-bidang; public relation, international trading, international bussiness law, intercultural study, mass & international communication, international relation, dan lain-lain. Untuk memasarkan (marketting) potensi-potensi bangsa ini di masyarakat global, tentunya diharapkan para sarjana, insinyur, manager dan cendekiawan menguasai berbagai bahasa asing dan mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dalam dinamika masyarakat global.
Maka, bagaimana prospektum UMPTN dalam krismon & era reformasi? Selama seseorang memiliki visi yang luas dan benar dalam pemilihan jurusan maka ia akan menjadi the winner. Berfikir tentang micro-hydrogenerator bagi elektro arus kuat, berfikir tentang mekanisasi pertanian bagi mesin, berfikir tentang industri semen dan petrokimia ataupun industri pakan ternak bagi teknik kimia, berfikir tentang konsep bangunan murah namun sehat bagi sipil, arsitektur, berfikir tentang teori ekonomi baru bagi jurusan ekonomi makro, manajemen agrobisnis dan information company bagi jurusan manajemen, penyehatan cash-flow dan general ledger multi-valas bagi jurusan akutansi, diplomasi dan rekonfigurasi seluruh hubungan internasional bagi Fakultas Ilmu Sosial & Politik, komunikasi massa untuk mengembalikan trust masyarakat bagi jurusan komunikasi, pendidikan bahasa Inggris yang membuat SDM Indonesia siap bersaing di abad 21 bagi jurusan sastra Inggris, otomatisasi sumber daya keairan bagi jurusan-jurusan agrobisnis, dan lain-lain.
Namun bagaimanakah nasib para pendamba-kerja, yaitu orang yang selalu membayangkan setelah lulus dari universitas akan bekerja pada perusahaan ini atau BUMN itu? Tidak ada yang akan diperolehnya kecuali predikat sarjana pengangguran. Sekarang adalah saat kebangkitan, saat generasi muda menciptakan pekerjaan-pekerjaan dan aktifitas-aktifitas eknomi baru. Maka, mengutip perkataan seorang filsuf (dari tulisan DR. Jalaluddin Rakhmat), "we are the co-creators of God". Dia akan mewujudkan seluruh harapan positif yang benar-benar di yakini seseorang. Semoga.
Sesungguhnya Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar